Selasa, 08 Oktober 2013

KTT Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik

Sejumlah pemimpin APEC memuji keberhasilan Indonesia dalam menyelenggarakan perhelatan akbar Pekan KTT Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik 1-8 Oktober 2013. Selain mempertahankan tradisi berdialog, KTT ini juga dianggap mencapai beberapa terobosan penting dalam mendukung liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Abdul Razak, mengatakan bahwa KTT APEC saat ini berlangsung dalam keadaan kondusif dan penuh dengan persiapan yang matang. "Menurut saya, ini merupakan KTT APEC tersukses yang pernah ada. Dari segi persiapan saja sampai harus diberikan masukan oleh Bapak Presiden sendiri. Sekali lagi saya ucapkan selamat atas keberhasilan menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT APEC 2013," ungkap Najib usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini.

Sehari sebelumnya, Presiden Vladimir Putin dari Rusia memberi ucapan serupa. "Saya berterima kasih kepada Indonesia yang secara luar biasa menyelenggarakan Pekan KTT APEC ini. Tradisi berdialog sesama pemimpin di Asia Pasifik bisa dipertahankan dan bahkan kian meningkat," kata Putin saat menghadiri sesi APEC CEO Summit, Senin 7 Oktober 2013. 

Melalui KTT di Bali ini, ungkap Putin, Rusia berencana memperluas kerjasama industri energi dengan negara-negara di Asia Pasifik. "Rusia selama ini mengekspor gas alam dalam jumlah besar ke negara-negara Eropa. Pada saat yang sama, kami juga ingin meningkatkan kerjasama di bidang energi di kawasan Asia Pasifik," kata Putin.

Selain menyelamati SBY karena dianggap sukses jadi tuan rumah, PM Najib turut memuji KTT APEC tahun ini karena substansi forum kerjasama Asia Pasifik telah berhasil dicapai. "Dalam pernyataan pers yang disampaikan oleh Bapak Presiden soal tujuh poin tadi dalam sangat tepat," kata Najib.

Tujuh poin yang disimpulkan dalam dua hari pertemuan puncak KTT APEC antara lain mencakup pelipat gandaan upaya untuk mencapai Deklarasi Bogor di tahun 2020 mendatang, kesepakatan untuk meningkatkan perdagangan antara kawasan Asia Pasifik atau intra kawasan.

Lalu, mempercepat proses APEC baik secara fisik, institusi dan konektivitas antar warga, menegaskan kembali komitmen para anggota negara APEC untuk mencapai pertumbuhan global yang inklusif, berkelanjutan, kuat dan seimbang, meningkatkan kerjasama regional di bidang keamanan pangan, energi dan air.

Adanya sinergi dan kolaborasi di antara negara di kawasan Asia Pasifik dengan membentuk kerjasama multilateral atau intra kawasan dan kolaborasi dengan sektor bisnis melalui forum Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC).

Sementara SBY menyoroti hubungan bilateral antara Indonesia dengan Malaysia yang mengalami pasang surut. Dia mengatakan apabila terjadi konflik di antara kedua negara, itu merupakan sesuatu yang wajar.

Hal itu tidak saja dialami Indonesia dengan Malaysia, namun Indonesia dengan negara tetangga yang lainnya. "Sebagai negara tetangga, tentu selalu ada isu-isu yang dapat diselesaikan dengan baik. Namun secara strategis, hubungan di antara mereka berjalan dengan baik," kata SBY. Pemeliharaan hubungan diplomatik, ungkap SBY, sudah menjadi tanggung jawab masing-masing kepala negara.